Sejarah Warung Nasi Ampera
Warung Nasi Ampera, merupakan salah satu Rumah Makan Khas Sunda yang sedang berkembang di Jawa Barat, info hubungi : AMPERA.
Sejarah Ssingkat Warung Nasi Ampera
Pemilik Warung Nasi Ampera |
Warung Nasi Ampera didirikam oleh Bapak H. Tatang Sujani S.SOS dan istrinya (alm.Hj. Siti E.Rochaety) pada Tahun 1963, yang berlokasi di terminal Kebon Kalapa dan berdiri di atas trotoar (disebut sebagai pedagang kaki lima).
Yang menjadi motivasi berdirinya warung nasi Ampera
ini adalah berawal dari pengalaman sering makan di roda roda yang
berada dipinggiran jalan, pada saat itu pedagang memberi harga yang
tidak sesuai dengan porsi makanan, sehingga para konsumen banyak yang
mengeluh atau istilah pada saat itu "Asa Kabongkaran".
Berdasarkan pengalaman tersebut, maka dalam pemikiran Bapak H Tatang Sujani S.Sos
timbul keinginan untuk membuka warung nasi yang terjangkau oleh
masyarakat yang berekonomi lemah. Dan kemudian beliaupun makanan yang
murah meriah serta menjamin kesehatannya, walau hanya bertempat di
emperan toko, sekaligus daftar harganyapun beliau tetapkan (tidak
berubah ubah).
Alhamdulillah
warung nasi tersebut banyak dikunjungi konsumen seperti : pengemudi
becak, supir, kernet calo dan masyarakat kecil lainnya yang menjadi
konsumen langganan Warung Nasi Ampera, sehingga dari waktu ke waktu menjadi berkembang karena mendapat kepercayaan dari konsumen. Dan pada saat itu Warung Nasi Ampera mendapat julukan Warung Nasi "2Tax" dikarenakan konsumen yang datang merupakan campuran dari kalangan bawah sampai dengan kalangan atas.
Pada
tahun 1966 keadaan perekonomian, politik, sosial dan budaya Indonesia
dalam keadaan tidak menentu, pada saat itupun masyarakat pribumi harus
mengantri apabila hendak membeli sembako, yang paling menguntungkan bagi
Warung Nasi Ampera saat itu adalah banyak melayani pesanan pesanan Nasi Bungkus
ke Masyarakat, Markas markas KAPI, KAMI, ARHANUD, BRIMOB, AURI dan lain
lain, selama berbulan bulan bahkan bertahun tahun mereka menjadi
pelanggan Nasi bungkus di Warung Nasi Ampera.
Dari semenjak berdiri usaha Warung Nasi Ampera ini buka 24 jam, dikarenakan lokasi tempat berjualan berada ditempat yang tidak pernah berhenti aktifitasnya. Sampai saat ini Warung Nasi Ampera
tetap konsisten dengan menyajikan masakan Khas Sunda dengan menu menu
yang biasa dikomsumsi oleh semua lapisan masyarakat. Menu yang disajikan
pun sangat beragam, mulai dari tahu, tempe, sayuran, tumisan, dan
daging dagingan terutama menu ayam goreng dan ayam bakar serta tidak
ketinggalan dengan sambal terasi dan lalapan segar yang gratis.
Berdirinya usaha ini juga merupakan bagian dari rasa kepedulian Bapak H. Tatang Sujani S Sos. terhadap kondisi perekonomian Indonesia dan masyarakat Kota Bandung Khususnya, hal inilah yang mendasari pengambilan nama perusahaan Warung Nasi Ampera, dengan cara menyediakan makanan yang murah meriah.
Dengan semakin ramainya terminal Kebon Kalapa
dari waktu ke waktu, maka tak heran semakin banyak pengunjung kami dari
berbagai kalangan, baik yang sekedar singgah maupun dari masyarakat Bandung
sendiri untuk mengisi perut. Sehingga tempat kami yang tidak seberapa
besar tidak mampu menampun lagi para pengunjung. Pada tahun 1984
akhirnya kami membuka cabang pertama di jalan Astana anyar Bandung, sekitar 1 Km dari Kebon Kalapa.
Suatu perkembangan yang pesat, pada tahun 1994 usaha Warung Nasi Ampera
mulai menunjukan perkembangan yang sangat menajubkan dan lebih
cenderung menjanjikan, seiring perjalanan suka duka yang telah kami
alami sejak tahun 1963, maka sudah pantasnya kami mulai menapaki bisnis Warung Nasi Ampera ini dengan serius dan profesional. Tidak kurang dari 70 cabang Warung Nasi Ampera telah tersebar di berbagai wilayah indonesia.
Kini Warung Nasi Ampera berpusat di jalan Soekarno Hatta Bandung, dengan manajemen sederhana kami mulai mengembangkansayap dan tidak mengabaikan mutu serta cita rasa Khas Sunda yang juga merupakan resep para leluhur urang Sunda.
Warung Nasi Ampera Pusat Management |
Demikian ringkasan Profil Warung Nasi Ampera, mohon maaf atas kekurangan.
Terima kasih.
Bandung, 10 Januari 2013
ByAsep Wawan Gunawan
Terima kasih.
Bandung, 10 Januari 2013
ByAsep Wawan Gunawan